Thursday, December 4, 2008

so it's supermassive, so what?

Yes, not to offend Muse's Supermassive Blackhole (actually I really like alternative bands, so Supermassive Blackhole is one of a fave).

(...yeey...gue duluan bikin review daripada si Gebi...)

Padahal gue pengen dunia tau (halah...) kalau gue bukan salah satu orang yang suka Twilight, meski gue punya bukunya, lengkap, nomor satu n dua dalam B. Indonesia dan yang lain dalam B. Inggris. Tapi gue males ah bikin reviewnya pake bahasa Inggris.

Well, sometimes, things are uncontrollable. You know in Indonesia books aren't quite cheap. And when imported books come to Indonesia, they cost pretty high too.

Yak, kita mulai dari adegan awal.

Sodara-sodara, I missed a bit of the first scene.

Gak usahlah detil begitu, gue mau maju dengan acak kadul aja!

SPOILER ALERT

Satu, sebagai orang yang cinta musik, banyak banget soundtrack yang gak cocok sama scenenya. Bahkan Supermassive Blackhole pun gak cocok sama adegan maen baseball itu sodara-sodara. Dan anehnya, 15 Steps-nya Radiohead (yang sekarang sangat gue sukai banget banget) jadi endingnya, di mana Victoria dalam gaun pesta yang indah, riasan cantik, dan tatanan rambut menawan namun mata berkaca-kaca, kesal campur sedih atas kematian imprint-nya, James. Gue liat juga daftar soundtrack di CD soundtracknya gak ada yang romantis beneran. Masa kebanyakan musisinya aliran rock atau alternative? Apa karena ini film remaja? Tapi kan ini film yang mustinya super romantis bo. Ah. Aaahh.
Banyak banget, 80 % lagunya gak sejalan dengan scenenya. Lagi romantis, lagunya hentak-hentak. Juga di saat yang tidak pas, tiba-tiba muncul suara gitar listrik meraung (lebay...). Apakah ada yang salah mengira studio syuting Twilight sebagai tempat check sound?

Dua, akting pemeran utamanya mentah banget. Katanya saling mencintai, kok mereka nggak tampak nyaman satu sama lain. Keseringan mukanya Edward tuh kayak pengen muntah deh. GIMANA SIH AH. Itu cewek lo, cantik lho Mas! Jangan gitu donk!

Tiga, banyak kata-kata yang gombal abis, adegan romantis yang udah muncul di banyak film romance lainnya. Gue aja yang jarang nonton film romance tau, tipikal adegan apa yang muncul dalam film kayak gitu.

Empat, make upnya gak bagus. Sangat nggak alami. Gak nempel gitu sama mukanya...jadi keliatan banget itu make up, padahal maksudnya itu kan warna kulit asli mereka. O iya, benerin tuh rambutnya Mas Jackson Rathbone alias Jasper Hale. Udah ganteng tapi rambutnya salah.

Lima, mungkin ini memang sulit dihindari. Buku, biasanya punya detil yang banyak dan sayang dilewatkan. Sedangkan film, itu sih tergantung kejeliannya yang nonton. Yang nonton filmnya doank, pasti ngerasa keluarga Cullen itu terlalu baik sama Bella, sampe bisa-bisanya seluruh keluarga berusaha melindungi Bella, dan Bella dengan gobloknya percaya aja dengan tipu muslihat James, dan setelah itu mereka gak ngomelin Bella atas kebodohannya itu (mungkin kecuali Rosalie, dalem ati itupun)!
Padahal di buku, itu dijelasin, proses akrab-akraban-nya ga sesingkat itu lah. Tapi yah susah, ntar mo sepanjang apa filmnya. 

Enam, ini rada konyol bo. Sangat subjektif, tapi Robert Pattinson GAK GANTENG. Cuman dalam sedikit adegan aja, dia terlihat agak ganteng. Itu pun agak. 

Oke deh, overall, karena film ini gak jelek-jelek banget laah...gue kasih 6.5 dari 10 bintang. Mau kasih tujuh, gak rela. Kasih enam, gak tega. Jalan tengah, ya 6.5. 

Saya bukan kritikus film profesional, jadi jangan mencak-mencak yah. Ini masih sangat subyektif.

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home